Kampus Pasca

Kampus Pasca
Kampus telanai

Rabu, 16 April 2014

Klasifikasi dan Jenis-jenis Media Pembelajaran

A. KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN
            Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan komponen dari sistem instruksional di samping pesan, orang , teknik latar dan peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam khazanah pendidikan seperti ilmu cetak mencetak, tingkah laku (behaviourisme), komunikasi , dan laju perkembangan teknologi elektronik, media dalam perkembangannya tampil dalam berbagai jenis dan format ( modul cetak, film, televisi, film bingkai, film rangkai, program radio, komputer dan sebagainya) masing-masing dengan ciri-ciri dan kemampuannya sendiri.[1]
            Dari berbagai bentuk perkembangan yang muncul dari berbagai aspek, maka muncullah usaha-usaha penataan berupa pengelompokan atau pengklasifikasian media menurut kesamaan ciri ataupun karakteristiknya. Pengklasifikasian atau penggolongan dilakukan untuk mempermudah mempelajari jenis media, karakter dan kemampuan suatu media. Beberapa bentuk pengklasifikasian media yaitu sebagai berikut :
1.    Taksonomi Menurut Rudy Bretz
Bretz mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok, yaitu suara, visual dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga, yaitu gambar, garis (line graphic) dan simbol yang merupakan kontinium  dari bentuk yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan. Di samping itu, Bretz juga membedakan antara media siar (telecommunication) dan media rekam (recording) sehingga terdapat 8 klasifikasi media : (1) media audio visual gerak, (2) media audio visual diam, (3) media audio semi-gerak, (4) media visual gerak, (5) media visual diam, (6) media semi-gerak, (7) media audio, dan (8) media cetak.[2]
2.    Hierarki Media Menurut Duncan
Dalam menyusun taksonomi media menurut hierarki pemanfaatan untuk pendidikan, Duncan ingin menjajarkan biaya investasi, kelangkaan dan keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan pengadaan serta penggunaan, keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam satu hierarki. Dengan kata lain, dapat dijelaskan bahwa semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi juga semakin umum penggunaannya dan semakin luas lingkup sasarannya. Sebaliknya semakin sederhana perangkat media yang digunakan biayanya akan lebih murah, pengadaannya lebih mudah, sifat penggunaannya lebih khusus, dan lingkup sasarannya lebih terbatas. Maka pada dasarnya, hierarki Duncan disusun menurut tingkat kerumitan perangkat dan media yang dipergunakan.[3]
3.    Taksonomi menurut Briggs
Taksonomi ini lebih mengarah pada karakteristik menurut stimulus atau rangsangan yang dapat ditimbulkan dari media itu sendiri, yaitu kesesuaian rangsangan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas pembelajaran, bahan dan transmisinya. Briggs mengidentifikasi 13 macam media yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu : objek, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film rangkai, film bingkai, film, televisi dan gambar.[4]

4.    Taksonomi menurut Gagne
Tanpa menyebutkan jenis dari masing-masing medianya, Gagne membuat 7 macam pengelompokan media, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media ini kemudian dikaitkan dengan kemampuan memenuhi fungsi menurut tingkatan hierarki belajar yang dikembangkannya yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh prilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih-ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.[5]
5.    Taksonomi menurut Edling
Dalam penyusunan ini Edling beranggapan bahwa siswa, rangsangan belajar dan tanggapan merupakan variabel kegiatan belajar dengan media. Menurut Edling, media merupakan bagian dari enam unsur rangsangan belajar, yaitu dua untuk pengalaman audio meliputi kodifikasi subjektif visual dan kodifikasi objektif audio, dua untuk pengalaman visual meliputi kodifikasi subjektif audio dan kodifikasi objektif visual, dan dua pengalaman belajar 3 dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan pengalaman langsung dengan benda-benda. Dipandang dari banyaknya isyarat yang diperlukan, pengalaman, subjektif, objektif dan langsung menurut Edling, hal tersebut merupakan suatu kontinum atau kesinambungan pengalaman belajar.[6]
6.    Taksonomi Menurut Heinich dan kawan-kawan
Pengklasifikasian yang dilakukan oleh Heinich ini pada dasarnya adalah penggolongan media berdasarkan bentuk fisiknya, yaitu apakah media tersebut masuk dalam golongan media yang tidak diproyeksikan, atau diproyeksikan, atau apakah media tertentu masuk dalam golongan media yang dapat didengar lewat audio atau dapat dilihat secara visual dan seterusnya. Adapun klasifikasi menurut Heinich dan kawan-kawan adalah : (1) media yang tidak diproyeksikan (non projected media) ; (2) media yang diproyeksikan (projected media) ; (3) media video ; (4) media berbasis komputer ;dan (5) multimedia kit.[7]
7.    Klasifikasi media berdasarkan sifat, jangkauan dan teknik pemakaian
Pada dasarnya, media pembelajaran terdiri atas berbagai ragam dan bentuk. Media pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat, jangkauan dan teknik pemakaiannya.
a.    Dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam :
1)  Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau media yang memiliki unsur suara,
2)  Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara.
3)  Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandunng unsur gambar yang bisa dilihat.
b.    Dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam:
1)  Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak.
2)  Media yang memiliki daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu.
c.    Dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam:
1)  Media yang diproyeksikan
2)  Media yang tidak diproyeksikan.[8]
                                                                    


8.    Klasifikasi media menurut tingkat pengalaman siswa
Menurut Surahmad sebagaimana dikutip oleh Acep, bahwa alat-alat bantu pembelajaran ditinjau dari tingkatan pengalaman murid dapat dibagi menjadi :
a.    Alat-alat yang merupakan benda-benda sebenarnya yakni benda-benda riil yang dipakai manusia di dalam kehidupan sehari-hari. Golongan ini adalah merupakan golongan utama, pengalaman-pengalaman yang diperoleh adalah pengalaman-pengalaman langsung yang nyata.
b.    Alat-alat yang merupakan benda-benda pengganti, yang bisanya dalam bentuk tiruan dari benda sebenarnya. Benda-benda pengganti ini berfungsi sebagai alat-alat pengajaran bilamana benda-benda itu lebih praktis digunakan daripada benda-benda sebenarnya. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh murid melalui benda-benda itu adalah pengalaman buatan/pengalaman tak langsung terhadap yang sebenarnya.
c.    Bahasa, baik lisan maupun tulis, yaitu kata-kata atau ucapan yang digunakan untuk menyampaikan materi. Bahasa memberikan pengalaman verbal yang tinggi tingkat abstraksinya dibandingkan dengan dua golongan alat yang terdahulu. [9]

9.    Klasifikasi media menurut freukensi penggunaan dan kemudahan pengadaannya.
Achsin, seperti yang dikutip Acep, membuat klasifikasi media pembelajaran sesuai dengan frekuensi penggunaan dan kemudahan pengadaannya, diantaranya adalah sebagai berikut :
a.    Bahasa ( pengantar );
b.    Berbagai jenis papan: papan tulis, papan tempel / pengumuman, papan plannel, papan kantong, dan sebagainya.
c.    Gambar-gambar : stick figures, terbitan berkala, fotografi, dan sebagainya.
d.    Bahan / media cetak ( printed materials ): buku teks, terbitan berkala, lembaran lepas, dan sebagainya.
dan.    Media proyeksi : projector slides, projector filmstrip, OHP, dan sebagainya.
f.     Media elektronik : tape-recorder, televisi, video-tape, laboratorium bahasa, dan sebagainya.[10]

10. Klasifikasi media menurut perkembangan teknologi
Dalam perkembangannya media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis. Kemudian lahir teknologi audio-visual yang menggabungkan penemuan mekanis dan elektronis untuk tujuan pembelajaran. Teknologi yang muncul terakhir adalah teknologi mikroprosesor yang melahirkan pemakaian komputer dan kegiatan interaktif.
 Berdasarkan perkembangan teknologi tesebut, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
a.    Media hasil teknologi cetak. Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses percetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil cetak meliputi teks, grafik, foto atau representasi fotografik dan reproduksi. Materi cetak dan visual merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi pembelajaran lainnya.
b.    Teknologi audio-visual. Yaitu cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio-visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Jadi, pengajaran audio-visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung pada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.
c.    Teknologi berbasis komputer. Merupakan cara menghasilkan atay menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikroprosesor. Perbedaan antara media yang dihasilkan oleh teknologi berbasis komputer dengan yang dihasilkan dari dua teknologi sebelumnya adalah karena informasi/materi yang disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan atau visual.
d.    Teknologi gabungan. Adalah cara untuk memproduksi dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentu media yang dikendalikan oleh komputer. [11]
Pengelompokan berbagai jenis media menurut Seels & Glasgow seperti yang dikutip Azhar,  apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi, dibagi dalam dua kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir.
a.    Pilihan Media Tradisional
1)    Visual diam yang diproyeksikan, contohnya proyeksi opaque ( tak - tembus pandang), proyeksi overhead, slides, filmstrip.
2)    Visual yang tak diproyeksikan, contohnya gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan info dan papan bulu.
3)    Audio, misalnya perekam, kaset, Reel, cartridge.
4)    Katering Multimedia, misalnya slide plus suara (tape), multi-image .
5)    Visual dinamis yang diproyeksikan, contoh film, televisi dan video.
6)    Cetak, contoh buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah, berkala, lembaran lepas (hand-out).
7)    Permainan, misalnya teka-teki, simulasi, permainan papan.
8)    Model Sebenarnya contohnya spesimen (Contoh) manipulatif (boneka PETA).
b.    Pilihan Media Teknologi Mutakhir
1)    Media berbasis telekomunikasi, contohnya telekonferen, kuliah jarak jauh.
2)    Media berbasis mikroprosesor, contohnya computer-assisted instruction, permainan komputer, sistem tutor intelijen, interaktif, hypermedia dan compact (video) disc.[12]
Munculnya pengaruh sistem approach  dalam dunia pendidikan mendorong munculnya gagasan bahwa media adalah satu bagian integral dalam proses pengajaran. Dari fenomena tersebut, muncullah media instruksional. Media instruksional pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut :
1.    Media yang dimanfaatkan. Artinya, media yang biasanya dibuat secara komersil dan terdapat di pasaran. Kita tinggal memilih dan memakai serta memanfaatkannya. Misalnya radio, tape recorder, televisi, OHP, LCD, dan lain-lain.
2.    Media yang dirancang atau ”media by design”. Media ini harus dipersiapkan, dibuat, dan dikembangkan sendiri. Misalnya chart, gambar-gambar, bagan dan lain-lain.[13]
Selain itu, ada juga pengelompokan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, yaitu:
1.    Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan inda penglihatan yang terdiri atas media yang dapat diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan yang biasanya berupa gambar diam atau gambar bergerak.
2.    Media audio, yaitu media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan para peserta didik untuk mempelajari bahan ajar.
3.    Media Audio-visual, yaitu media yang merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut dengan media pandang-dengar.
4.    Kelompok media penyaji. Kelompok media penyaji ini sebagaimana diungkapkan Donald T. Tosti dan John R. Ball dikelompokkan keda lam tujuh jenis, yaitu : (a) kelompok kesatu ; grafis, bahan cetak, dan gambar diam, (b) kelompok kedua ; media proyeksi diam, (c) kelompok ketiga ; media audio, (d) kelompok keempat ; media audio, (e) kelompok kelima ; media gambar hidup/film, (f) kelompok keenam ; media televisi, dan (g) kelompok ketujuh ; multimedia.
5.    Media objek dan media interaktif berbasis multimedia. Media objek merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan informasi tidak dalam bentuk penyajian melainkan melalui ciri fisiknya sendiri, seperti ukurannya, bentuknya, beratnya, susunannya, warnanya, fungsinya, dan sebagainya. Media ini dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu media objek sebenarnya dan media objek pengganti, sedangkan media interaktif berbasis komputer adalah media yang menuntut siswa untuk berinteraksi selain melihat maupun mendengarkan.[14]
            Apa saja yang ada di sekitar tempat pembelajaran, semuanya dapat digunakan untuk membantu menyampaikan materi pembelajaran. Termasuk bahasa dan mimik muka seorang guru yang sedaang mengajar, adalah bagian dari media pembelajaran. Menurut Abd al-’Alim Ibrahim sebagaimana dikutip Acep Hermawan, dari sekian banyak media pembelajaran, dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu benda fisik dan bahasa. Benda fisik adalah segala sesuatu yang dapat disentuh dan dijangkau oleh indra manusia, semisal benda asli, atau benda tiruan, gambar, dan sebagainya. Sedangkan bahasa adalah media berupa ucapan atau kata-kata, semisal memberi contoh, analogi, antonim, sononim dan sebagainya.[15]
Disamping itu, ada juga yang mengelompokkan media dengan membedakan antara media rumit mahal (big media) dan media sederhana murah (little media). Kategori big media , antara lain : komputer, film , slide, program video. Sedangkan little media  antara lain : gambar, realitas sederhana, sketsa dan sebagainya.[16]
Sedangkan Klasek membagi media pembelajaran sebagai berikut : (1) media visual ; (2) media audio ; (3) media ”display” ; (4) pengalaman nyata dan simulasi ; (5) media cetak ; (6) belajar terprogram ; dan (7) pembelajaran melalui komputer atau sering dikenal Program Computer Aided Instruction (CAI).[17]
Pengelompokan media juga dikemukakan oleh Anderson, yaitu :
1.    Media Audio, seperti Pita audio (rol atau kaset), piringan audio, dan radio (rekaman siaran).
2.    Media cetak, seperti buku teks terprogram, buku pegangan/manual dan buku tugas.
3.    Media Audio-Cetak, seperti buku latihan dilengkapi kaset, gambar/poster (dilengkapi audio).
4.    Media Proyek Visual Diam, seperti film bingkai (slide) dan film rangkai (berisi pesan verbal).
5.    Media Proyek Visual Diam dengan Audio, seperti film bingkai (slide) suara, dan film rangkai suara.
6.    Media Visual Gerak, seperti film bisu dengan judul (caption).
7.    Media Visual Gerak dengan Audio, seperti film suara, video/vcd/dvd.
8.    Benda, seperti benda nyata dan model tiruan (mock-up).
9.    Komputer, seperti media yang berbasis Komputer; CAI (Computer Assisted Instructional) & CMI (Computer Managed Instructional). [18]
Leshin, Pollock & Reigeluth (1992) sebagaimana dikutip oleh Azhar, mengklasifikasikan media ke dalam lima kelompok, yaitu : (1) media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main-peran, kegiatan kelompok, field-trip) ; (2) media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan (workbook), alat bantu kerja, dan lembaran lepas) ; (3) media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta, gambar, transparansi, slide) ; (4) media berbasis audio-visual (video, film, program slide-tape, televisi) ; dan (5) media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif video, hypertext).[19]
Schramm (1977) sebagaimana dikutip Arief,dkk membedakan media rumit dan mahal (big media) dan media sederhana dan murah (little media). Schramm juga mengelompokkan media menurut daya liputnya menjadi media masal, media kelompok, dan media individual. Selain itu, ia juga membuat pengelompokan lain menurut kontrol pemakaiannya dalam pengertian portabilitas, kesesuaiannya untuk di rumah, kesiapan setiap saat saat diperlukan, dapat tidaknya laju penyampaiannya dikontrol, kesesuaiannya untuk belajar mandiri, dan kemampuannya untuk memberikan umpan balik.[20]
     Pembagian-pembagian di atas memang berbeda-beda, namun pada dasarnya sama. Karena semua merupakan klasifikasi segala hal yang ada, terjangkau, dan dapat digunakan di lingkungan pembelajaran. Dari beberapa pengelompokkan media tersebut, kita dapat melihat bahwa hingga kini belum ada suatu pengelompokkan media yang mencakup segala aspek, khususnya untuk keperluan pembelajaran. Pengelompokkan yang ada, dilakukan atas bermacam-­macam kepentingan. Masih ada pengelompokan yang dibuat oleh ahli lain. Namun apapun dasar yang digunakan dalam pengelompokan itu, tujuannya sama yaitu agar orang lebih mudah mempelajarinya.

B. JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
            Setelah dibahas tentang pengklasifikasian media dalam berbagai bentuk, maka berikutnya akan dibahas tentang jenis-jenis media yang digunakan dalam pembelajaran. Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengklasifikasian media yang telah dibahas diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis dari media pembelajaran itu memiliki beberapa aneka ragam. Yang dapat digunakan oleh seorang pendidik sesuai dengan kapasitas media yang dimiliki oleh sekolah masing-masing dan yang dapat manfaatkan sesuai situasi kondisi saat proses pembelajaran disekolah. Agar dapat mempelancar interaksi antara pendidik dan peserta didik sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien
     Sebagai seorang guru, sebaiknya Anda mengikuti perkembangan teknologi khususnya yang terkait dengan media pembelajaran. Sehingga paling tidak kita bisa lebih mengenalnya. Beberapa jenis media tentu pernah Anda gunakan, beberapa jenis yang lain mungkin juga sudah Anda kenal meskipun belum pernah menggunakannya dalam pembelajaran. Jenis media mana yang akan kita gunakan, sangat tergantung pada kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan.
Agar lebih memudahkan pemahaman tentang jenis-jenis media, berdasarkan pendapat ahli yang mengklasifikasikan media pembelajaran dari berbagai aspek, maka penulis disini akan menampilkan jenis-jenis media yang paling sering digunakan dalam pembelajaran mulai dari yang sederhana sampai teknologi modern.
Banyak media yang dapat digunakan di pasaran (media by utilization), guru hanya tinggal memakai tetapi pengelolaannya harus benar-benar dikuasai dan dipahami oleh guru. Ada beberapa jenis media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran. Pertama, media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar. Kedua, media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat, model penampang, model susun, model kerja, diorama dan lain-lain. Ketiga, media Proyeksi seperti slide, film, penggunaan OHP dan lain-lain. Keempat, penggunaan lingkungan sebagai media pengajaran.
Penggunaan media di atas tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan perannya dalam membantu mempertinggi proses pengajaran. Berikut beberapa jenis alat yang dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran:
1.    Media cetakan.
Media cetakan merupakan bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi.[21] Seperti buku teks atau buku ajar, majalah, Koran, brosur, dan selebaran. Buku pelajaran mempunyai nilai tertentu yaitu, membantu guru merealisasikan kurikulum, memudahkan kontinuitas pelajaran, dapat dijadikan pegangan dan sebagainya.
2.    Media pajang
Media pajang merupakan media yang umumnya digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi di depan kelompok kecil. Media ini meliputi :
a.  Papan tulis. Media pajang yang paling sederhana dan hampir selalu tersedia adalah papan tulis. [22] Papan tulis memiliki nilai tertentu, seperti penyajian bahan dapat dilakukan secara jelas, kesalahan tulisan mudah diperbaiki, dapat merangsang anak untuk aktif, dapat menarik perhatian. Penggunaan papan tulis memerlukan keterampilan menulis dan kerajinan membersihkannya.
b.   Flip chart, penyajian flip chart  sangat menguntungkan untuk informasi visual seperti kerangka pikiran, diagram, bagan/chart, atau grafik karena dengan mudah karton-karton lebar yang disusun sebelum penyajian dibuka dan dibalik dan jika perlu dapat ditunjukan kembali kemudian.[23]
c.  Papan magnet, merupakan papan pamer yang terdiri dari permukaan baja tipis yang dilapisi magnet. Objek dan informasi yang ingin ditunjukan /dipamerkan diletakkan di atas karton yang dibelakangnya terdapat magnet kecil sehingga dengan mudah karton itu ditempelkan ke papan magnet dan dipindah-pindahkan.[24]
d.  Papan kain Flannel, adalah media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flannel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat dipakai berkali-kali. Selain gambar juga dapat ditempel huruf dan angka-angka.[25]
dan.  Papan Buletin (Bulletin Board) adalah media yang langsung ditempel gambar-gambar atau tulisan-tulisan. Fungsinya selain menerangkan sesuatu, papan bulletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu.[26]
f.   Pameran, merupakan kumpulan berbagai objek dan display yang dirancang untuk membentuk satu kesatuan demi tujuan pengejaran. [27]
g.  Peta dan Globe. Pada dasarnya peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. Secara khusus peta dan globe tersebut memberikan informasi tentang :
1)      Keadaan permukaan bumi, daratan, sungai-sungai, gunung-gunung, dan bentuk-bentuk daratan serta perairan lainnya;
2)      Tempat-tempat serta arah dan jarak dengan tempat lain;
3)      Data-data budaya dan kemasyarakatan seperti populasi atau bahasa/adat istiadat; dan
4)      Data-data ekonomi, seperti hasil pertanian, industri  atau perdagangan internasional.[28]
3.    Media visual yang
Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan, meliputi:
a.    Media Grafis, yaitu media yang mengandung pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar, dan symbol-simbol yang mengandung arti. [29] Media grafis meliputi diantaranya:
1)    Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar dan untuk melengkapinya seringkali symbol-simbol verbal digunakan disitu.[30] Grafik menampilkan sajian visual data angka-angka, terdiri dari empat macam yaitu grafik batang, grafik garis, grafik lingkaran, dan grafik gambar.[31]
2)    Diagram, adalah gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan symbol-simbol untuk menunjukkan hubungan antara komponen atau menggambarkan suatu proses tertentu.[32]
3)    Bagan/Chart, adalah media grafis yang didesain untuk menyajikan ringkasan visual secara jelas dari suatu proses yang penting. Terdiri dari bagan pohon (tree chart), bagan akar (root chart), dan bagan arus (flow chart).[33]
4)    Poster, adalah media yang digunakan untuk menyampaikan suatu informasi, saran atau ide tertentu, sehingga dapat merangsang keinginan yang melihatnya untuk melaksanakan isi pesan tersebut.[34]
5)    Sketsa, adalah gambar sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat belajar menggambar, maka setiap guru yang baik harus dapat menuangkan ide-idenya dalam  bentuk sketsa. Sketsa, selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tak perlu dipersoalkan karena media ini dibuat langsung oleh guru.[35]
6)    Kartun, sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis adalah suatu gambar interpretative yang menggunakan symbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap maupun tingkah laku. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana.[36]
Media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam symbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain itu, grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan jika tidak digrafiskan. [37]
b.    Gambar ; gambar yang dimaksud disini termasuk foto, lukisan/gambar dan sketsa. Selain itu materi yang memerlukan visualisasi dalam bentuk ilustrasi dapat diperoleh dari sumber yang telah ada seperti majalah, brosur, selebaran dan lain-lain.[38]
c.    Fotografi, seperti halnya bentuk visual lainnya dapat ditemukan dari berbagai sumber, seperti surat kabar, majalah, brosur dan buku-buku.[39]
d.    Strip Story, merupakan potongan-potongan kertas yang sering digunakan dalam pengajaran bahasa asing.[40]
dan.    Model dan Realia, adalah model alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung. Realia merupakan model objek nyata dari suatu benda. [41]

4.    Media Proyeksi, yaitu media yang dapat digunakan dengan bantuan proyektor berupa alat elektronik untuk menampilkan informasi.[42] Beberapa jenis media proyeksi yang sering digunakan antara lain :
a.      Film bingkai (Slides), yaitu suatu film transparansi yang berukuran 35 mm dengan bingkai 2 x 2 inci, yang terbuat dari karton atau plastic dan diproyeksikan melalui slide projector.[43]
b.      Film rangkai, berbeda dengan film bingkai, gambar (frame) pada film rangkai berurutan merupakan satu kesatuan. Ukuran filmnya sama dengan film bingkai, yaitu 35 mm. Jumlah gambar satu rol film rangkai antara 50 sampai 75 gambar dengan panjang lebih kurang 100 sampai 130 cm, tergantung pada isi film itu. Film rangkai memiliki dua ukuran gambar yaitu gambar tunggal (single frame) dan gambar ganda (double frame).[44]
c.      Proyektor Transparansi (OHP), transparansi yang diproyeksikan adalah visual baik berupa huruf, lambang, gambar, grafik atau gabungannya pada lembaran tembus pandang atau plastic yang dipersiapkan untuk diproyeksikan ke sebuah layar atau dinding melalui sebuah proyektor.[45]
d.      Proyektor Tak Tembus Pandang, adalah alat untuk memproyeksikan bahan bukan transparan, tetapi bahan-bahan tidak tembus pandang ( opaque). Benda-benda tersebut adalah benda datar, tiga dimensi seperti mata uang, model, serta warn adan anyaman dapat diproyeksikan.[46]
5.    Media Audio, adalah media atau bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara yang dapat merangsang pikiran dan perasaan pendengar sehingga terjadi proses belajar). [47] Beberapa media audio diantaranya adalah:
a.      Rekaman Audio-Tape
b.      Radio, merupakan alat komunikasi yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik sebagai pembawa pesan (sumber) yang dipancarkan melalui udara dengan kecepatan yang menyamai cahaya.[48]
c.      Alat perekam pita magnetic, lazim disebut dengan Tape recorder adalah salah satu media pendidikan yang tak dapat diabaikan untuk menyampaikan informasi, karena mudah menggunakannya. Ada dua macam rekaman dalam alat perekam pita magnetic yaitu system full track recording dan double track recording.[49]
d.      MP3, merupakan format kompresi audio yang menjadikan berkas audio yang besar tersedia dengan mengecilkannya menjadi berkas-berkas lebih kecil yang bisa dengan cepat dan mudah diperoleh di internet.[50]
dan.      Laboratorium bahasa, adalah alat untuk melatih siswa mendengarkan dan berbicara dalam bahasa asing dengan cara menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Media yang dipakai adalah alat perekam. Dalam laboratorium bahasa, murid duduk sendiri-sendiri di dalam kotak bilik akustik dan kotak suara. Siswa mendengar suara guru yang duduk di ruang control lewat headphone. Pada saat dia menirukan ucapan guru dia juga bisa mendengar suaranya sendiri lewat headphone-nya, sehingga dia bisa membandingkan ucapannya dengan ucapan guru.[51]
6.    Media Audio-Visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsure gambar yang dapat dilihat. [52] Beberapa jenis media audio-visual antara lain:
a.    Film dan Video. Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontinu. Sama halnya dengan film, video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Kedua jenis media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi dan pendidikan. Mereka dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.[53]
b.    Televisi. Televisi adalah system elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektronik dan mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar. [54]
Sedangkan televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi pendidikan tidak sekedar menghibur, tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu, ia memiliki ciri-ciri : (1) dituntun oleh instruktur atau seorang guru yang menuntun siswa melalui pengalaman-pengalaman visual, (2) sistematis – siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengaalaman yang terencana, (3) teratur dan beurutan- siaran disajikan dengan selang waktu yang beraturan dimana satu siaran berkaitan atau mendasari siaran lainnya, dan (4) terpadu – siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca, diskusi, laboratorium, percobaan, menulis dan pemecahan masalah.[55]
c.    Laboratorium bahasa multimedia. Lboratorium bahasa multimedia mengacu kepada seperangkat alat elektronik audio video yang terdiri atas instructor console sebagai mesin utama, dilengkapi dengan repeater language learning machine, tape recorder, DVD Player, video monitor, headset dan student booth yang dipasang dalam suatu ruang yang kedap suara. Peralatan laboratorium bahasa itu mencakup berbagai jenis media dengan fungsi masing-masing yang bervariasi. [56]
d.    LCD Projector, merupakan jenis video untuk menampilkan gambar atau data komputer pada layar atau permukaan datar lainnya. LCD proyektor tidak hanya berguna untuk menampilkan data slide yang lazimnya ditayangkan melalui program powerpoint , namun juga dapat menampilkan gambar bergerak (film), karena pada dasarnya fungsi LCD proyektor sama dengan fungsi monitor dalam komputer. Hanya saja LCD proyektor bekerja dengan proyeksi cahaya yang dikirimkan ke layar luar.[57]
7.    Media Komputer, komputer merupakan media yang secara virtual dapat menyediakan respon yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh siswa, lebih dari itu, komputer memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan kebutuhan.[58] Beberapa bentuk penggunaan komputer sebagai media yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi:
a.    Penggunaan Multimedia Presentasi. Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan kelompok besar. Untuk kebutuhan presentasi, multimedia ini cukup efektif sebab dapat menggunakan proyektor yang memiliki  jangkauan pancar yang cukup besar. Kelebihan multimedia ini adalah menggabungkan semua unsure media, seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar siswa. Program ini dapat mengakomodasi siswa yang memiliki tipe visual, auditif, maupun kinestetis.[59]
b.    CD Multimedia Interaktif. CD interaktif dapat digunakan pada berbagai jenjang pendidikan dan berbagai bidang studi. Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multimedia terdapt unsure-unsur media secara lengkap meliputi sound, animasi, video, teks dan grafis. Beberapa model multimedia interaktif diantaranya model Drill, Tutorial, Simulasi dan games.[60]
c.    Interaktif Video, adalah suati system penyampaian pengajaran dimana materi video rekaman disajikan dengan pengendalian komputer kepada penonton (siswa) yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan susra, tetapi juga memberikan respon yang aktif, dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian.[61]
d.    Media Microsoft powerpoint, merupakan salah satu program presentasi yang banyak digunakan orang untuk mempresentasikan slidenya.
dan.    Internet, merupakan sebuah jaringan komputer yang saling terhubung dan dapat berkomunikasi satu sama lain secara global/internasional baik melalui kabel, radio, satelit dan lain-lain.[62]
f.     Multimedia Kit, dapat diartikan sebagai paket bahan ajar yang terdiri dari beberapa jenis media yang digunakan untuk menjelaskan suatu topic/materi tertentu, yang dilengkapi dengan study guide, lembar kerja, dan modul. Multimedia kit biasanya digunakan dalam mata pelajaran fisika, kimia, dan biologi yang siap digunakan oleh pengajar untuk menyajikan pelajarannya.[63]


dikutip dari Makalah Nurhasanah, Mahasisawa Pasca Sarjana, TPI Non Reg II TP 2013/2014. IAIN Sulthan Thaha Saifuddin-Jambi " Kalasifikasi dan Jenis-jenis Media Pembelajaran"


[1] Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hal. 19.
[2] Ibid., hal. 20.
[3] Ibid .
[4] Ibid., hal. 23
[5] Ibid.
[6] iIbid., hal. 25-26.
[7] [7] Hamzah B.Uno dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi & Informasi Pembelajaran, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 123..

[8] Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, ( Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 173.
[9] Acep Hermawan, metodologi Pembelajaran Bahasa Arab , (Bandung: Remaja Rosdakaraya, 2013), hal. 225-226.
[10] Ibid .
[11] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hal. 31-34.
[12] Ibid., hal. 35-37.
[13] Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Jogjakarta: Diva Press, 2012), hal. 278.
[14] Rusman, Op.Cit ., HAL 143.
[15] Acep, Op.Cit., hal. 225.
[16] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2012), hal. 212.
[17] Ibid ., Hal 212-213.
[18] Ibid.
[19] Azhar Arsyad., Op.Cit ., HAL 38.
[20] Arief Sadiman, dkk, Op.Cit., hal 27.
[21] Azhar Arsyad, Op.Cit ., hal. 39.
[22] Ibid., hal. 42
[23] Ibid.
[24] Ibid.
[25] Arief, dkk, Op.Cit ., hal. 48-49.
[26] Ibid .
[27]   Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther & James D. Russel, Instructional Technology & Media Untuk Belajar , (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 300.
[28] Arief, dkk, Loc.Cit itu, maka hal 48.
[29]   Wina Sanjaya, Op.Cit ., HAL 214.
[30]   Arief, dkk, Op.Cit ., hal. 40.
[31] Wina Sanjaya , Op.Cit ., HAL 132.
[32]   Wina Sanjaya Loc.Cit .
[33] Ibid .
[34] Ibid., hal 215.
[35] Arief, dkk, Op.Cit ., HAL 33.
[36] Arief, dkk, Op.Cit ., HAL 45.
[37] Arief, eur, op.cit ., Balai 28-29.
[38] Azhar Arsyad, Op.Cit., hal. 109.
[39] Ibid., hal. 122.
[40] Azhar Arsyad, Op.Cit., hal. 116.
[41] Rusman, Op.Cit ., HAL 175.
[42] Wina Sanjaya, Loc.Cit.
[43] Azhar Arsyad., Op.Cit., hal. 48.
[44] Arief, dkk, Op.CitI. itu, maka hal 60.
[45] Azhar Arsyad, Op.Cit ,, HAL 44 .
[46] Arief, dkk, Op.Cit ., HAL 64.
[47] Wina Sanjaya, Op.Cit ., Hal. 216.
[48] Hamzah & Nina, OP.Cit.,hal. 103.
[49] Arief, dkk, Op.Cit ., HAL 52.
[50]   Sharoon, dkk, Op.Cit ., hal. 369.
[51] Arief, dkk, Op.Cit ., hal.55.
[52] Ibid., hal. 211
[53] Azhar Arsyad , Op.Cit ., hal. 50.
[54] Ibid., hal. 52.
[55] Ibid.
[56] Acep Hermawan, Op.Cit ., hal. 242.
[57] Ibid ., HAL 248.
[58] Wina Sanjaya, Op.Cit ., hal.218.
[59] Wina Sanjaya, Op.Cit ., Hal. 219.
[60] Ibid., Hal. 221-222.
[61] Azhar Arsyad, Op.Cit ., hal. 38.
[62] Ibid., hal. 195.
[63] Hamzah & Nina, Op.Cit., hal 139.