A. KLASIFIKASI MEDIA
PEMBELAJARAN
Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber
belajar merupakan komponen dari sistem instruksional di samping pesan, orang ,
teknik latar dan peralatan. Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam khazanah
pendidikan seperti ilmu cetak mencetak, tingkah laku (behaviourisme),
komunikasi , dan laju perkembangan teknologi elektronik, media dalam
perkembangannya tampil dalam berbagai jenis dan format ( modul cetak, film,
televisi, film bingkai, film rangkai, program radio, komputer dan sebagainya)
masing-masing dengan ciri-ciri dan kemampuannya sendiri.[1]
Dari berbagai bentuk
perkembangan yang muncul dari berbagai aspek, maka muncullah usaha-usaha
penataan berupa pengelompokan atau pengklasifikasian media menurut kesamaan
ciri ataupun karakteristiknya. Pengklasifikasian atau penggolongan dilakukan
untuk mempermudah mempelajari jenis media, karakter dan kemampuan suatu media.
Beberapa bentuk pengklasifikasian media yaitu sebagai berikut :
1.
Taksonomi Menurut Rudy Bretz
Bretz mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok,
yaitu suara, visual dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga, yaitu gambar,
garis (line graphic) dan simbol yang
merupakan kontinium dari bentuk yang
dapat ditangkap dengan indera penglihatan. Di samping itu, Bretz juga
membedakan antara media siar (telecommunication)
dan media rekam (recording) sehingga
terdapat 8 klasifikasi media : (1) media audio visual gerak, (2) media audio
visual diam, (3) media audio semi-gerak, (4) media visual gerak, (5) media
visual diam, (6) media semi-gerak, (7) media audio, dan (8) media cetak.[2]
2.
Hierarki Media Menurut Duncan
Dalam menyusun taksonomi media menurut hierarki pemanfaatan untuk
pendidikan, Duncan ingin menjajarkan biaya investasi, kelangkaan dan keluasan
lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan pengadaan serta penggunaan,
keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak dengan tingkat kerumitan
perangkat medianya dalam satu hierarki. Dengan kata lain, dapat dijelaskan
bahwa semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya
investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi juga semakin umum
penggunaannya dan semakin luas lingkup sasarannya. Sebaliknya semakin sederhana
perangkat media yang digunakan biayanya akan lebih murah, pengadaannya lebih
mudah, sifat penggunaannya lebih khusus, dan lingkup sasarannya lebih terbatas.
Maka pada dasarnya, hierarki Duncan disusun menurut tingkat kerumitan perangkat
dan media yang dipergunakan.[3]
3. Taksonomi menurut Briggs
Taksonomi ini lebih
mengarah pada karakteristik menurut stimulus atau rangsangan yang dapat
ditimbulkan dari media itu sendiri, yaitu kesesuaian rangsangan tersebut dengan
karakteristik siswa, tugas pembelajaran, bahan dan transmisinya. Briggs
mengidentifikasi 13 macam media yang dipergunakan dalam proses belajar
mengajar, yaitu : objek, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak,
pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film rangkai, film
bingkai, film, televisi dan gambar.[4]
4. Taksonomi menurut Gagne
Tanpa menyebutkan
jenis dari masing-masing medianya, Gagne membuat 7 macam pengelompokan media,
yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam,
gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media ini
kemudian dikaitkan dengan kemampuan memenuhi fungsi menurut tingkatan hierarki
belajar yang dikembangkannya yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat
belajar, contoh prilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara
berpikir, memasukkan alih-ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.[5]
5. Taksonomi menurut Edling
Dalam penyusunan ini
Edling beranggapan bahwa siswa, rangsangan belajar dan tanggapan merupakan
variabel kegiatan belajar dengan media. Menurut Edling, media merupakan bagian
dari enam unsur rangsangan belajar, yaitu dua untuk pengalaman audio meliputi
kodifikasi subjektif visual dan kodifikasi objektif audio, dua untuk pengalaman
visual meliputi kodifikasi subjektif audio dan kodifikasi objektif visual, dan
dua pengalaman belajar 3 dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan
pengalaman langsung dengan benda-benda. Dipandang dari banyaknya isyarat yang
diperlukan, pengalaman, subjektif, objektif dan langsung menurut Edling, hal
tersebut merupakan suatu kontinum atau kesinambungan pengalaman belajar.[6]
6. Taksonomi Menurut Heinich dan kawan-kawan
Pengklasifikasian
yang dilakukan oleh Heinich ini pada dasarnya adalah penggolongan media
berdasarkan bentuk fisiknya, yaitu apakah media tersebut masuk dalam golongan
media yang tidak diproyeksikan, atau diproyeksikan, atau apakah media tertentu
masuk dalam golongan media yang dapat didengar lewat audio atau dapat dilihat
secara visual dan seterusnya. Adapun klasifikasi menurut Heinich dan
kawan-kawan adalah : (1) media yang tidak diproyeksikan (non projected media) ; (2) media yang diproyeksikan (projected media) ; (3) media video ; (4)
media berbasis komputer ;dan (5) multimedia kit.[7]
7. Klasifikasi media berdasarkan sifat, jangkauan dan teknik
pemakaian
Pada dasarnya, media
pembelajaran terdiri atas berbagai ragam dan bentuk. Media pembelajaran dapat
diklasifikasikan berdasarkan sifat, jangkauan dan teknik pemakaiannya.
a. Dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam :
1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja
atau media yang memiliki unsur suara,
2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara.
3) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain
mengandung unsur suara juga mengandunng unsur gambar yang bisa dilihat.
b. Dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam:
1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak.
2) Media yang memiliki daya liput yang terbatas oleh ruang
dan waktu.
c. Dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam:
1) Media yang diproyeksikan
2) Media yang tidak diproyeksikan.[8]
8. Klasifikasi media menurut tingkat pengalaman siswa
Menurut Surahmad
sebagaimana dikutip oleh Acep, bahwa alat-alat bantu pembelajaran ditinjau dari
tingkatan pengalaman murid dapat dibagi menjadi :
a. Alat-alat yang merupakan benda-benda sebenarnya yakni
benda-benda riil yang dipakai manusia di dalam kehidupan sehari-hari. Golongan
ini adalah merupakan golongan utama, pengalaman-pengalaman yang diperoleh
adalah pengalaman-pengalaman langsung yang nyata.
b. Alat-alat yang merupakan benda-benda pengganti, yang
bisanya dalam bentuk tiruan dari benda sebenarnya. Benda-benda pengganti ini
berfungsi sebagai alat-alat pengajaran bilamana benda-benda itu lebih praktis
digunakan daripada benda-benda sebenarnya. Pengalaman-pengalaman yang diperoleh
murid melalui benda-benda itu adalah pengalaman buatan/pengalaman tak langsung
terhadap yang sebenarnya.
c. Bahasa, baik lisan maupun tulis, yaitu kata-kata atau ucapan yang digunakan untuk menyampaikan materi. Bahasa memberikan pengalaman verbal yang tinggi tingkat abstraksinya dibandingkan dengan dua golongan alat yang terdahulu. [9]
9. Klasifikasi media menurut freukensi penggunaan dan
kemudahan pengadaannya.
Achsin, seperti yang
dikutip Acep, membuat klasifikasi media pembelajaran sesuai dengan frekuensi
penggunaan dan kemudahan pengadaannya, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Bahasa ( pengantar );
b. Berbagai jenis papan: papan tulis, papan tempel / pengumuman, papan plannel, papan kantong, dan sebagainya.
c. Gambar-gambar : stick figures, terbitan berkala,
fotografi, dan sebagainya.
d. Bahan / media cetak ( printed materials ): buku teks, terbitan berkala, lembaran lepas, dan sebagainya.
dan. Media proyeksi : projector slides, projector
filmstrip, OHP, dan sebagainya.
f. Media elektronik : tape-recorder, televisi, video-tape,
laboratorium bahasa, dan sebagainya.[10]
10. Klasifikasi media menurut perkembangan teknologi
Dalam perkembangannya media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan dalam proses belajar adalah percetakan yang bekerja atas dasar prinsip mekanis. Kemudian lahir teknologi audio-visual yang menggabungkan penemuan mekanis dan elektronis untuk tujuan pembelajaran. Teknologi yang muncul terakhir adalah teknologi mikroprosesor yang melahirkan pemakaian komputer dan kegiatan interaktif.
Berdasarkan perkembangan teknologi tesebut, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
a. Media hasil teknologi cetak. Teknologi cetak adalah cara
untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual
statis terutama melalui proses percetakan mekanis atau fotografis. Kelompok
media hasil cetak meliputi teks, grafik, foto atau representasi fotografik dan
reproduksi. Materi cetak dan visual merupakan dasar pengembangan dan penggunaan
kebanyakan materi pembelajaran lainnya.
b. Teknologi audio-visual. Yaitu cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk
menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio-visual jelas
bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin
proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Jadi, pengajaran
audio-visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui
pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung pada pemahaman kata
atau simbol-simbol yang serupa.
c. Teknologi berbasis komputer. Merupakan cara menghasilkan
atay menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis
mikroprosesor. Perbedaan antara media yang dihasilkan oleh teknologi berbasis
komputer dengan yang dihasilkan dari dua teknologi sebelumnya adalah karena
informasi/materi yang disimpan dalam bentuk digital, bukan dalam bentuk cetakan
atau visual.
d. Teknologi gabungan. Adalah cara untuk memproduksi dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentu media yang dikendalikan oleh komputer. [11]
Pengelompokan
berbagai jenis media menurut Seels & Glasgow seperti yang dikutip
Azhar, apabila dilihat dari segi
perkembangan teknologi, dibagi dalam dua kategori luas, yaitu pilihan media
tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir.
a. Pilihan Media Tradisional
1) Visual diam yang diproyeksikan, contohnya proyeksi opaque
( tak - tembus pandang), proyeksi overhead, slides, filmstrip.
2) Visual yang tak diproyeksikan, contohnya gambar, poster,
foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan info dan papan bulu.
3) Audio, misalnya perekam, kaset, Reel, cartridge.
4) Katering Multimedia, misalnya slide plus suara (tape), multi-image .
5) Visual dinamis yang diproyeksikan, contoh film, televisi
dan video.
6) Cetak, contoh buku teks, modul, teks terprogram, workbook,
majalah ilmiah, berkala, lembaran lepas (hand-out).
7) Permainan, misalnya teka-teki, simulasi, permainan papan.
8) Model Sebenarnya contohnya spesimen (Contoh) manipulatif (boneka PETA).
b. Pilihan Media Teknologi Mutakhir
1) Media berbasis telekomunikasi, contohnya telekonferen,
kuliah jarak jauh.
2) Media berbasis mikroprosesor, contohnya computer-assisted
instruction, permainan komputer, sistem tutor intelijen, interaktif, hypermedia
dan compact (video) disc.[12]
Munculnya pengaruh
sistem approach dalam dunia
pendidikan mendorong munculnya gagasan bahwa media adalah satu bagian integral
dalam proses pengajaran. Dari fenomena tersebut, muncullah media instruksional.
Media instruksional pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
sebagai berikut :
1. Media yang dimanfaatkan. Artinya, media yang biasanya
dibuat secara komersil dan terdapat di pasaran. Kita tinggal memilih dan
memakai serta memanfaatkannya. Misalnya radio, tape recorder, televisi,
OHP, LCD, dan lain-lain.
2. Media yang dirancang atau ”media by design”. Media
ini harus dipersiapkan, dibuat, dan dikembangkan sendiri. Misalnya chart,
gambar-gambar, bagan dan lain-lain.[13]
Selain itu, ada juga pengelompokan media yang dapat digunakan dalam pembelajaran, yaitu:
1. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan inda penglihatan yang terdiri atas media yang dapat diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan yang biasanya berupa gambar diam atau gambar bergerak.
2. Media audio, yaitu media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan para peserta didik untuk mempelajari bahan ajar.
3. Media Audio-visual, yaitu media yang merupakan kombinasi
audio dan visual atau biasa disebut dengan media pandang-dengar.
4. Kelompok media penyaji. Kelompok media penyaji ini
sebagaimana diungkapkan Donald T. Tosti dan John R. Ball dikelompokkan keda lam
tujuh jenis, yaitu : (a) kelompok kesatu ; grafis, bahan cetak, dan gambar
diam, (b) kelompok kedua ; media proyeksi diam, (c) kelompok ketiga ; media
audio, (d) kelompok keempat ; media audio, (e) kelompok kelima ; media gambar
hidup/film, (f) kelompok keenam ; media televisi, dan (g) kelompok ketujuh ;
multimedia.
5. Media objek dan media interaktif berbasis multimedia.
Media objek merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan informasi tidak
dalam bentuk penyajian melainkan melalui ciri fisiknya sendiri, seperti
ukurannya, bentuknya, beratnya, susunannya, warnanya, fungsinya, dan
sebagainya. Media ini dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu media objek
sebenarnya dan media objek pengganti, sedangkan media interaktif berbasis
komputer adalah media yang menuntut siswa untuk berinteraksi selain melihat
maupun mendengarkan.[14]
Apa saja yang ada di sekitar tempat
pembelajaran, semuanya dapat digunakan untuk membantu menyampaikan materi
pembelajaran. Termasuk bahasa dan mimik muka seorang guru yang sedaang
mengajar, adalah bagian dari media pembelajaran. Menurut Abd al-’Alim Ibrahim
sebagaimana dikutip Acep Hermawan, dari sekian banyak media pembelajaran, dapat
dibagi menjadi dua kategori, yaitu benda fisik dan bahasa. Benda fisik adalah
segala sesuatu yang dapat disentuh dan dijangkau oleh indra manusia, semisal
benda asli, atau benda tiruan, gambar, dan sebagainya. Sedangkan bahasa adalah
media berupa ucapan atau kata-kata, semisal memberi contoh, analogi, antonim,
sononim dan sebagainya.[15]
Disamping itu, ada
juga yang mengelompokkan media dengan membedakan antara media rumit mahal (big
media) dan media sederhana murah (little media). Kategori big
media , antara lain : komputer, film , slide, program video.
Sedangkan little media antara
lain : gambar, realitas sederhana, sketsa dan sebagainya.[16]
Sedangkan Klasek
membagi media pembelajaran sebagai berikut : (1) media visual ; (2) media audio
; (3) media ”display” ; (4) pengalaman nyata dan simulasi ; (5) media cetak ;
(6) belajar terprogram ; dan (7) pembelajaran melalui komputer atau sering
dikenal Program Computer Aided Instruction (CAI).[17]
Pengelompokan media
juga dikemukakan oleh Anderson, yaitu :
1. Media Audio, seperti Pita audio (rol atau kaset),
piringan audio, dan radio (rekaman siaran).
2. Media cetak, seperti buku teks terprogram, buku
pegangan/manual dan buku tugas.
3. Media Audio-Cetak, seperti buku latihan dilengkapi kaset,
gambar/poster (dilengkapi audio).
4. Media Proyek Visual Diam, seperti film bingkai (slide)
dan film rangkai (berisi pesan verbal).
5. Media Proyek Visual Diam dengan Audio, seperti film
bingkai (slide) suara, dan film rangkai suara.
6. Media Visual Gerak, seperti film bisu dengan judul
(caption).
7. Media Visual Gerak dengan Audio, seperti film suara,
video/vcd/dvd.
8. Benda, seperti benda nyata dan model tiruan (mock-up).
9. Komputer, seperti media yang berbasis Komputer; CAI (Computer Assisted Instructional) & CMI (Computer Managed Instructional). [18]
Leshin, Pollock
& Reigeluth (1992) sebagaimana dikutip oleh Azhar, mengklasifikasikan media
ke dalam lima kelompok, yaitu : (1) media berbasis manusia (guru, instruktur,
tutor, main-peran, kegiatan kelompok, field-trip) ; (2) media berbasis
cetak (buku, penuntun, buku latihan (workbook), alat bantu kerja, dan
lembaran lepas) ; (3) media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan,
grafik, peta, gambar, transparansi, slide) ; (4) media berbasis audio-visual
(video, film, program slide-tape, televisi) ; dan (5) media berbasis komputer (pengajaran
dengan bantuan komputer, interaktif video, hypertext).[19]
Schramm (1977)
sebagaimana dikutip Arief,dkk membedakan media rumit dan mahal (big media) dan media sederhana dan murah
(little media). Schramm juga
mengelompokkan media menurut daya liputnya menjadi media masal, media kelompok,
dan media individual. Selain itu, ia juga membuat pengelompokan lain menurut
kontrol pemakaiannya dalam pengertian portabilitas, kesesuaiannya untuk di
rumah, kesiapan setiap saat saat diperlukan, dapat tidaknya laju penyampaiannya
dikontrol, kesesuaiannya untuk belajar mandiri, dan kemampuannya untuk
memberikan umpan balik.[20]
Pembagian-pembagian di atas memang berbeda-beda, namun pada
dasarnya sama. Karena semua merupakan klasifikasi segala hal yang ada,
terjangkau, dan dapat digunakan di lingkungan pembelajaran. Dari beberapa
pengelompokkan media tersebut, kita dapat melihat bahwa hingga kini belum ada
suatu pengelompokkan media yang mencakup segala aspek, khususnya untuk
keperluan pembelajaran. Pengelompokkan yang ada, dilakukan atas bermacam-macam
kepentingan. Masih ada pengelompokan yang dibuat oleh ahli lain. Namun apapun
dasar yang digunakan dalam pengelompokan itu, tujuannya sama yaitu agar orang
lebih mudah mempelajarinya.
B. JENIS-JENIS MEDIA
PEMBELAJARAN
Setelah dibahas tentang pengklasifikasian media dalam berbagai bentuk, maka berikutnya akan dibahas tentang jenis-jenis media yang digunakan dalam pembelajaran. Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengklasifikasian media yang telah dibahas diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis dari media pembelajaran itu memiliki beberapa aneka ragam. Yang dapat digunakan oleh seorang pendidik sesuai dengan kapasitas media yang dimiliki oleh sekolah masing-masing dan yang dapat manfaatkan sesuai situasi kondisi saat proses pembelajaran disekolah. Agar dapat mempelancar interaksi antara pendidik dan peserta didik sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien
Sebagai seorang guru, sebaiknya Anda mengikuti perkembangan teknologi khususnya yang terkait dengan media pembelajaran. Sehingga paling tidak kita bisa lebih mengenalnya. Beberapa jenis media tentu pernah Anda gunakan, beberapa jenis yang lain mungkin juga sudah Anda kenal meskipun belum pernah menggunakannya dalam pembelajaran. Jenis media mana yang akan kita gunakan, sangat tergantung pada kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan.
Agar lebih memudahkan pemahaman tentang jenis-jenis media, berdasarkan pendapat ahli yang mengklasifikasikan media pembelajaran dari berbagai aspek, maka penulis disini akan menampilkan jenis-jenis media yang paling sering digunakan dalam pembelajaran mulai dari yang sederhana sampai teknologi modern.
Banyak media yang
dapat digunakan di pasaran (media by utilization), guru hanya tinggal
memakai tetapi pengelolaannya harus benar-benar dikuasai dan dipahami oleh
guru. Ada beberapa jenis
media pengajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran. Pertama,
media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster dan
lain-lain. Media grafis sering juga disebut media dua dimensi, yakni media yang
mempunyai ukuran panjang dan lebar. Kedua, media tiga dimensi yaitu
dalam bentuk model seperti model padat, model penampang, model susun, model
kerja, diorama dan lain-lain. Ketiga, media Proyeksi seperti slide,
film, penggunaan OHP dan lain-lain. Keempat, penggunaan lingkungan
sebagai media pengajaran.
Penggunaan media di atas tidak dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan perannya dalam membantu mempertinggi proses pengajaran. Berikut beberapa jenis alat yang dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran:
1. Media cetakan.
Media cetakan merupakan bahan-bahan yang
disiapkan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi.[21] Seperti
buku teks atau buku ajar, majalah, Koran, brosur, dan selebaran. Buku pelajaran
mempunyai nilai tertentu yaitu, membantu guru merealisasikan kurikulum,
memudahkan kontinuitas pelajaran, dapat dijadikan pegangan dan sebagainya.
2. Media pajang
Media pajang merupakan media yang umumnya
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi di depan kelompok kecil.
Media ini meliputi :
a. Papan tulis. Media pajang yang paling sederhana dan hampir selalu tersedia adalah papan tulis. [22]
Papan tulis memiliki nilai tertentu, seperti penyajian bahan dapat dilakukan secara jelas, kesalahan tulisan mudah diperbaiki, dapat merangsang anak untuk aktif, dapat menarik perhatian. Penggunaan papan tulis memerlukan keterampilan menulis dan kerajinan membersihkannya.
b. Flip chart, penyajian flip chart sangat menguntungkan untuk informasi visual
seperti kerangka pikiran, diagram, bagan/chart,
atau grafik karena dengan mudah karton-karton lebar yang disusun sebelum
penyajian dibuka dan dibalik dan jika perlu dapat ditunjukan kembali kemudian.[23]
c. Papan magnet, merupakan
papan pamer yang terdiri dari permukaan baja tipis yang dilapisi magnet. Objek
dan informasi yang ingin ditunjukan /dipamerkan diletakkan di atas karton yang
dibelakangnya terdapat magnet kecil sehingga dengan mudah karton itu
ditempelkan ke papan magnet dan dipindah-pindahkan.[24]
d. Papan kain Flannel,
adalah media grafis yang efektif sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu
kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flannel ini dapat dilipat
sehingga praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dicopot
dengan mudah sehingga dapat dipakai berkali-kali. Selain gambar juga dapat
ditempel huruf dan angka-angka.[25]
dan. Papan Buletin (Bulletin Board) adalah media yang
langsung ditempel gambar-gambar atau tulisan-tulisan. Fungsinya selain
menerangkan sesuatu, papan bulletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian
dalam waktu tertentu.[26]
f. Pameran, merupakan kumpulan berbagai objek dan display yang dirancang untuk membentuk satu kesatuan demi tujuan pengejaran. [27]
g. Peta dan Globe. Pada dasarnya
peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. Secara khusus peta
dan globe tersebut memberikan informasi tentang :
1)
Keadaan permukaan bumi, daratan,
sungai-sungai, gunung-gunung, dan bentuk-bentuk daratan serta perairan lainnya;
2)
Tempat-tempat serta arah dan jarak dengan
tempat lain;
3)
Data-data budaya dan kemasyarakatan seperti
populasi atau bahasa/adat istiadat; dan
4)
Data-data ekonomi, seperti hasil pertanian,
industri atau perdagangan internasional.[28]
3. Media visual yang
Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan, meliputi:
a. Media Grafis, yaitu media yang mengandung pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar, dan symbol-simbol yang mengandung arti. [29] Media grafis meliputi diantaranya:
1) Grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan
titik-titik, garis atau gambar dan untuk melengkapinya seringkali symbol-simbol
verbal digunakan disitu.[30]
Grafik menampilkan sajian visual data angka-angka, terdiri dari empat macam
yaitu grafik batang, grafik garis, grafik lingkaran, dan grafik gambar.[31]
2) Diagram, adalah gambar
sederhana yang menggunakan garis-garis dan symbol-simbol untuk menunjukkan
hubungan antara komponen atau menggambarkan suatu proses tertentu.[32]
3) Bagan/Chart,
adalah media grafis yang didesain untuk menyajikan ringkasan visual secara
jelas dari suatu proses yang penting. Terdiri dari bagan pohon (tree chart),
bagan akar (root chart), dan bagan arus (flow chart).[33]
4) Poster, adalah media
yang digunakan untuk menyampaikan suatu informasi, saran atau ide tertentu,
sehingga dapat merangsang keinginan yang melihatnya untuk melaksanakan isi
pesan tersebut.[34]
5) Sketsa, adalah gambar
sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa
detail. Karena setiap orang yang normal dapat belajar menggambar, maka setiap
guru yang baik harus dapat menuangkan ide-idenya dalam bentuk sketsa. Sketsa, selain dapat menarik
perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian
pesan, harganya pun tak perlu dipersoalkan karena media ini dibuat langsung
oleh guru.[35]
6) Kartun, sebagai salah
satu bentuk komunikasi grafis adalah suatu gambar interpretative yang
menggunakan symbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara cepat dan
ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian
tertentu. Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap
maupun tingkah laku. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan
dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana.[36]
Media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam symbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain itu, grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan jika tidak digrafiskan. [37]
b. Gambar ; gambar yang
dimaksud disini termasuk foto, lukisan/gambar dan sketsa. Selain itu materi
yang memerlukan visualisasi dalam bentuk ilustrasi dapat diperoleh dari sumber
yang telah ada seperti majalah, brosur, selebaran dan lain-lain.[38]
c. Fotografi, seperti
halnya bentuk visual lainnya dapat ditemukan dari berbagai sumber, seperti
surat kabar, majalah, brosur dan buku-buku.[39]
d. Strip Story, merupakan potongan-potongan kertas yang
sering digunakan dalam pengajaran bahasa asing.[40]
dan. Model dan Realia, adalah model alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung. Realia merupakan model objek nyata dari suatu benda. [41]
4. Media Proyeksi, yaitu
media yang dapat digunakan dengan bantuan proyektor berupa alat elektronik
untuk menampilkan informasi.[42]
Beberapa jenis media proyeksi yang sering digunakan antara lain :
a.
Film bingkai (Slides), yaitu suatu
film transparansi yang berukuran 35 mm dengan bingkai 2 x 2 inci, yang terbuat
dari karton atau plastic dan diproyeksikan melalui slide projector.[43]
b.
Film rangkai, berbeda dengan film bingkai,
gambar (frame) pada film rangkai
berurutan merupakan satu kesatuan. Ukuran filmnya sama dengan film bingkai,
yaitu 35 mm. Jumlah gambar satu rol film rangkai antara 50 sampai 75 gambar
dengan panjang lebih kurang 100 sampai 130 cm, tergantung pada isi film itu.
Film rangkai memiliki dua ukuran gambar yaitu gambar tunggal (single frame) dan gambar ganda (double frame).[44]
c.
Proyektor Transparansi (OHP), transparansi
yang diproyeksikan adalah visual baik berupa huruf, lambang, gambar, grafik
atau gabungannya pada lembaran tembus pandang atau plastic yang dipersiapkan
untuk diproyeksikan ke sebuah layar atau dinding melalui sebuah proyektor.[45]
d.
Proyektor Tak Tembus Pandang, adalah alat
untuk memproyeksikan bahan bukan transparan, tetapi bahan-bahan tidak tembus
pandang ( opaque). Benda-benda
tersebut adalah benda datar, tiga dimensi seperti mata uang, model, serta warn
adan anyaman dapat diproyeksikan.[46]
5. Media Audio, adalah media atau bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara yang dapat merangsang pikiran dan perasaan pendengar sehingga terjadi proses belajar). [47]
Beberapa media audio diantaranya adalah:
a.
Rekaman Audio-Tape
b.
Radio, merupakan alat komunikasi yang
memanfaatkan gelombang elektromagnetik sebagai pembawa pesan (sumber) yang
dipancarkan melalui udara dengan kecepatan yang menyamai cahaya.[48]
c.
Alat perekam pita magnetic, lazim disebut
dengan Tape recorder adalah salah
satu media pendidikan yang tak dapat diabaikan untuk menyampaikan informasi,
karena mudah menggunakannya. Ada dua macam rekaman dalam alat perekam pita
magnetic yaitu system full track
recording dan double track recording.[49]
d.
MP3, merupakan format kompresi audio yang
menjadikan berkas audio yang besar tersedia dengan mengecilkannya menjadi
berkas-berkas lebih kecil yang bisa dengan cepat dan mudah diperoleh di
internet.[50]
dan.
Laboratorium bahasa, adalah alat untuk
melatih siswa mendengarkan dan berbicara dalam bahasa asing dengan cara
menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Media yang dipakai
adalah alat perekam. Dalam laboratorium bahasa, murid duduk sendiri-sendiri di
dalam kotak bilik akustik dan kotak suara. Siswa mendengar suara guru yang
duduk di ruang control lewat headphone.
Pada saat dia menirukan ucapan guru dia juga bisa mendengar suaranya sendiri
lewat headphone-nya, sehingga dia
bisa membandingkan ucapannya dengan ucapan guru.[51]
6. Media Audio-Visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsure gambar yang dapat dilihat. [52]
Beberapa jenis media audio-visual antara lain:
a. Film dan Video. Film
atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame di mana frame demi frame
diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar
terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga
memberikan visual yang kontinu. Sama halnya dengan film, video dapat
menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau
suara yang sesuai. Kedua jenis media ini pada umumnya digunakan untuk
tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi dan pendidikan. Mereka dapat menyajikan
informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan
keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.[53]
b. Televisi. Televisi
adalah system elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama
suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah
cahaya dan suara ke dalam gelombang elektronik dan mengkonversinya kembali ke dalam
cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar. [54]
Sedangkan televisi pendidikan adalah
penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran
tertentu tanpa melihat siapa yang menyiarkannya. Televisi pendidikan tidak sekedar
menghibur, tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu, ia
memiliki ciri-ciri : (1) dituntun oleh instruktur atau seorang guru yang
menuntun siswa melalui pengalaman-pengalaman visual, (2) sistematis – siaran
berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengaalaman yang
terencana, (3) teratur dan beurutan- siaran disajikan dengan selang waktu yang
beraturan dimana satu siaran berkaitan atau mendasari siaran lainnya, dan (4)
terpadu – siaran berkaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan,
membaca, diskusi, laboratorium, percobaan, menulis dan pemecahan masalah.[55]
c. Laboratorium bahasa multimedia. Lboratorium bahasa multimedia mengacu kepada seperangkat alat elektronik audio video yang terdiri atas instructor console sebagai mesin utama, dilengkapi dengan repeater language learning machine, tape recorder, DVD Player, video monitor, headset dan student booth yang dipasang dalam suatu ruang yang kedap suara. Peralatan laboratorium bahasa itu mencakup berbagai jenis media dengan fungsi masing-masing yang bervariasi. [56]
d. LCD Projector,
merupakan jenis video untuk menampilkan gambar atau data komputer pada layar
atau permukaan datar lainnya. LCD proyektor tidak hanya berguna untuk
menampilkan data slide yang lazimnya ditayangkan melalui program powerpoint ,
namun juga dapat menampilkan gambar bergerak (film), karena pada dasarnya
fungsi LCD proyektor sama dengan fungsi monitor dalam komputer. Hanya saja LCD
proyektor bekerja dengan proyeksi cahaya yang dikirimkan ke layar luar.[57]
7. Media Komputer,
komputer merupakan media yang secara virtual dapat menyediakan respon yang
segera terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh siswa, lebih dari itu,
komputer memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan
kebutuhan.[58]
Beberapa bentuk penggunaan komputer sebagai media yang dapat digunakan dalam
pembelajaran meliputi:
a. Penggunaan Multimedia
Presentasi. Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan materi-materi
yang sifatnya teoritis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan kelompok
besar. Untuk kebutuhan presentasi, multimedia ini cukup efektif sebab dapat
menggunakan proyektor yang memiliki
jangkauan pancar yang cukup besar. Kelebihan multimedia ini adalah
menggabungkan semua unsure media, seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi
sesuai dengan modalitas belajar siswa. Program ini dapat mengakomodasi siswa
yang memiliki tipe visual, auditif, maupun kinestetis.[59]
b. CD Multimedia Interaktif.
CD interaktif dapat digunakan pada berbagai jenjang pendidikan dan berbagai
bidang studi. Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multimedia
terdapt unsure-unsur media secara lengkap meliputi sound, animasi, video, teks dan grafis. Beberapa model multimedia
interaktif diantaranya model Drill,
Tutorial, Simulasi dan games.[60]
c. Interaktif Video, adalah suati system penyampaian
pengajaran dimana materi video rekaman disajikan dengan pengendalian komputer
kepada penonton (siswa) yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan susra,
tetapi juga memberikan respon yang aktif, dan respon itu yang menentukan
kecepatan dan sekuensi penyajian.[61]
d. Media Microsoft powerpoint, merupakan salah
satu program presentasi yang banyak digunakan orang untuk mempresentasikan
slidenya.
dan. Internet, merupakan
sebuah jaringan komputer yang saling terhubung dan dapat berkomunikasi satu
sama lain secara global/internasional baik melalui kabel, radio, satelit dan
lain-lain.[62]
f. Multimedia Kit, dapat
diartikan sebagai paket bahan ajar yang terdiri dari beberapa jenis media yang
digunakan untuk menjelaskan suatu topic/materi tertentu, yang dilengkapi dengan
study guide, lembar kerja, dan modul.
Multimedia kit biasanya digunakan dalam mata pelajaran fisika, kimia, dan
biologi yang siap digunakan oleh pengajar untuk menyajikan pelajarannya.[63]
dikutip dari Makalah Nurhasanah, Mahasisawa Pasca Sarjana, TPI Non Reg II TP 2013/2014. IAIN Sulthan Thaha Saifuddin-Jambi " Kalasifikasi dan Jenis-jenis Media Pembelajaran"
[1] Arief Sadiman, dkk, Media Pendidikan; Pengertian, Pengembangan
dan Pemanfaatannya, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), hal. 19.
[2] Ibid., hal. 20.
[3] Ibid .
[4] Ibid., hal. 23
[5] Ibid.
[6] iIbid., hal. 25-26.
[7] [7] Hamzah B.Uno dan Nina
Lamatenggo, Teknologi Komunikasi &
Informasi Pembelajaran, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 123..
[8] Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (
Bandung: Alfabeta, 2013), hal. 173.
[9] Acep Hermawan, metodologi Pembelajaran Bahasa Arab , (Bandung: Remaja Rosdakaraya, 2013), hal. 225-226.
[10] Ibid .
[12] Ibid., hal. 35-37.
[13] Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif
Pembelajaran Bahasa Arab, (Jogjakarta: Diva Press, 2012), hal. 278.
[14] Rusman, Op.Cit ., HAL 143.
[15] Acep, Op.Cit., hal. 225.
[16] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,
(Jakarta: Kencana, 2012), hal. 212.
[17] Ibid ., Hal 212-213.
[18] Ibid.
[19] Azhar Arsyad., Op.Cit ., HAL 38.
[20] Arief Sadiman, dkk, Op.Cit., hal 27.
[21] Azhar Arsyad, Op.Cit ., hal. 39.
[22] Ibid., hal. 42
[23] Ibid.
[24] Ibid.
[25] Arief, dkk, Op.Cit ., hal. 48-49.
[26] Ibid .
[27] Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther & James D. Russel, Instructional Technology & Media Untuk Belajar , (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 300.
[28] Arief, dkk, Loc.Cit itu, maka hal 48.
[29] Wina Sanjaya, Op.Cit ., HAL 214.
[30] Arief, dkk, Op.Cit ., hal. 40.
[31] Wina Sanjaya , Op.Cit ., HAL 132.
[32] Wina Sanjaya Loc.Cit .
[33] Ibid .
[34] Ibid., hal 215.
[35] Arief, dkk, Op.Cit ., HAL 33.
[36] Arief, dkk, Op.Cit ., HAL 45.
[37] Arief, eur, op.cit ., Balai 28-29.
[38] Azhar Arsyad, Op.Cit., hal. 109.
[39] Ibid., hal. 122.
[40] Azhar Arsyad, Op.Cit., hal. 116.
[41] Rusman, Op.Cit ., HAL 175.
[42] Wina Sanjaya, Loc.Cit.
[43] Azhar Arsyad., Op.Cit., hal. 48.
[44] Arief, dkk, Op.CitI. itu, maka hal 60.
[46] Arief, dkk, Op.Cit ., HAL 64.
[47] Wina Sanjaya, Op.Cit ., Hal. 216.
[48] Hamzah & Nina, OP.Cit.,hal. 103.
[49] Arief, dkk, Op.Cit ., HAL 52.
[50] Sharoon, dkk, Op.Cit ., hal. 369.
[51] Arief, dkk, Op.Cit ., hal.55.
[52] Ibid., hal. 211
[53] Azhar Arsyad , Op.Cit ., hal. 50.
[54] Ibid., hal. 52.
[55] Ibid.
[56] Acep Hermawan, Op.Cit ., hal. 242.
[57] Ibid ., HAL 248.
[58] Wina Sanjaya, Op.Cit ., hal.218.
[59] Wina Sanjaya, Op.Cit ., Hal. 219.
[60] Ibid., Hal. 221-222.
[61] Azhar Arsyad, Op.Cit ., hal. 38.
[62] Ibid., hal. 195.
[63] Hamzah & Nina, Op.Cit., hal 139.